Kamis, 06 Agustus 2020

Asmaul khusna kontemporer


Judul      : Asmaul Khusna
Media     : mixsed Media
karya      : edi fals
thn pem : 2020

konsep karya .

Nama-nama Asmaul Husna memiliki khasiat yang dapat dirasakan. Umat Islam dianjurkan berdoa menggunakan nama-nama Allah karena setiap Asmaul Husna itu memiliki arti dari sifat Allah. Dengan secara tidak langsung membaca, menghafal, dan mengetahui artinya dapat meningkatkan keimanan.Asmaulhusna (bahasa Arab: الأسماء الحسنى, translit. al-asmā’ al-ḥusnā‎) adalah nama-nama Allah, Tuhan dalam Islam, yang indah dan baik. Asma berarti nama (penyebutan) dan husna berarti yang baik atau yang indah, jadi asmaulhusna adalah nama nama milik Allah yang baik lagi indah.

Sejak dulu para ulama telah banyak membahas dan menafsirkan nama-nama ini, karena nama-nama Allah adalah alamat kepada zat yang mesti kita ibadahi dengan sebenarnya. Meskipun timbul perbedaan pendapat tentang arti, makna, dan penafsirannya, akan tetapi yang jelas adalah kita tidak boleh musyrik dalam mempergunakan atau menyebut nama-nama Allah.

Selain perbedaan dalam mengartikan dan menafsirkan suatu nama terdapat pula perbedaan jumlah nama, ada yang menyebut 99, 100, 200, bahkan 1.000 bahkan 4.000 nama, namun menurut mereka, yang terpenting adalah hakikat zat Allah yang harus dipahami dan dimengerti oleh orang-orang yang beriman seperti Nabi Muhammad.

Asmaulhusna secara harfiah adalah nama-nama, sebutan, gelar Allah yang baik dan agung sesuai dengan sifat-sifat-Nya. Nama-nama Allah yang agung dan mulia itu merupakan suatu kesatuan yang menyatu dalam kebesaran dan kehebatan milik Allah.

Para ulama berpendapat bahwa kebenaran adalah konsistensi dengan kebenaran yang lain. Dengan cara ini, umat muslim tidak akan mudah menulis "Allah adalah ...", karena tidak ada satu hal pun yang dapat disetarakan dengan Allah, akan tetapi harus dapat mengerti dengan hati dan keterangan Al-Qur'an tentang Allah. Pembahasan berikut hanyalah pendekatan yang disesuaikan dengan konsep akal kita yang sangat terbatas ini. Semua kata yang ditujukan pada Allah harus dipahami keberbedaannya dengan penggunaan wajar kata-kata itu. Allah itu tidak dapat dimisalkan atau dimiripkan dengan segala sesuatu, seperti tercantum dalam surat Al-Ikhlas.

Para ulama menekankan bahwa Allah adalah sebuah nama kepada zat yang pasti ada namanya. Semua nilai kebenaran mutlak hanya ada (dan bergantung) pada-Nya. Dengan demikian, Allah Yang Memiliki Mahatinggi, tetapi juga Allah Yang Memiliki Mahadekat. Allah Memiliki Mahakuasa dan juga Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang.